Monday 26 September 2011

Dia , hutan,& Binatang Piaraan

Kelas tiga SD, bergelut dengan kotoran sapi dan kambing merupakan hal yang sudah biasa buatnya. Setiap hari menyapu kandang kambing adalah rutinitas kesehariannya, inilah caranya membantu kakek dan neneknya.
Sepulang sekolah dia mencuci kaki, kemudian makan,sholat dan tidur. Bangun tidur dia langsung bergegas ke belakang rumah untuk membantu nenek membersihkan kandang, karena untuk membersihkan kandang sapi dirasa terlalu berat nenek hanya memintanya menyapu kandang kambing.
Dia sangat sayang dengan anak-anak kambing ini, dan dia juga sayang dengan induk kambingnya. Sesekali ketika induk kambing bunting dia akan mengelus perutnya.
Selesai menyapu dia akan memasukkan kotoran kambing tersebut dalam wadah, dan kotoran ini nanti akan digendong nenek ke kebun untuk menyuburkan pohon kopi. Dengan cara ini nenek bisa berhemat, dan ketika kepepet tidak punya uang maka kami akan menjual pupuk ini kepada orag lain.
Kakek bertugas mencarikan makan buat kambing dan sapi. Sesekali ketika hujan turun deras, kakek terpaksa menebang tumbuhan pagar ditepi rumah untuk memberi makan kambing ini, dan untuk sapi makananya tetap harus rumput, itu berarti kakek tetap harus mencarikan rumput.
Sesekali sapi-sapi ini akan digembala di hutan milik perhutani disebelah rumah. Dan dialah yang terkadang bertugas menjaga gembalaannya, sambil mengembala dia membawa cangkul kecil untuk mencari gangsir (sejenis jangkerik), dan nantinya gangsir ini akan diberikan pada burung piaraan kakek.
Setelah gangsir terkumpul,sambil mengembala sapi dia akan menolong nenek mengumpulkan ranting-ranting kayu yang berjatuhan, lumayan untuk menghemat minyak gas yang harganya dirasa mahal.
Terkadang sambil mengembala dia juga menjumpai pakis hutan, dan pakis-pakis inipun ikut jadi sasaran tangan jahilnya, dia memetik dan membawanya pulang untk dimasak keesokan harinya.
Dan ketika musim gugur tiba, saat inilah dia bisa mencari sedikit uang, sambil mengembala dia akan mengumpulkan biji buah sengon (kayu hutan) yang berjatuhan, dan biji-biji ini nantinya akan dikupas dari kulit dikeringkan kemudian dijual pada pihak perhutani untuk dijadikan benih. Dia anak yang rajin menabung, akan tetapi setiap dia melihat nenek kekurangan uang, dengan sukarela uang yang dia kumpulkan diserahkan pada nenek untuk tambahan membeli beras. Karena hidup menjadi petani harus bersabar menunggu hasil panen, dan memutar kembali hasil panen untuk bertanam dan membeli pupuk.
Pulang mengembala dia akan langsung mandi dan bersiap-siap mengaji di Masjid desa yang letaknya 1km lebih dari rumah, dan inipun akan ditempuhnya dengan hanya berjalan kaki.

No comments:

Post a Comment